By : Ismail Zubir
Di akhirat nanti hanya ada dua tempat kembali, yaitu surga atau neraka. Siapa saja yang timbangan amalnya lebih berat kepada kebaikan, akan masuk surga dan kekal di dalamnya. Begitu sebaliknya, siapa saja yang timbangan amalnya lebih berat kepada keburukan, akan masuk neraka dan kekal di dalamnya. Begitulah ketetapan Allah swt sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur’an, Surat Al Mukminun 102-103.
” Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam”.
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. ( QS. An Nisa 14 )
Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita, mereka Itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ( QS. Yunus,27 )
Selama ini banyak orang mukmin mengira bahwa tinggal di neraka hanya kekal bagi orang kafir, sedangkan mereka hanya tinggal sementara sesuai dengan takaran dosanya. Mereka mengira semakin sedikit dosanya semakin cepat tinggal di neraka, semakin besar dosanya semakin lama tinggal di neraka,. Neraka dianggap hanya sebagai tempat pencucian dosa. Ini adalah anggapan yang keliru. Tidak ada satu ayatpun di dalam Al Quran dan tidak ada satu hadispun yang mengatakan demikian.
Takaran dosa tidak menentukan cepat atau lamanya tinggal di neraka. Takaran dosa hanya menentukan azab apa yang akan diterima. Semakin besar dosanya semakin berat azabnya, sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut :
Dari Samurah Ibnu Jundub r.a meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda ” Dan diantara mereka ada sebagian manusia yang dimakan oleh api sampai ke pergelangan kaki, dan ada sebagian yang sampai ke lutut mereka, dan ada sebagian orang yang terbakar sampai pinggang mereka, dan ada sebagian dari mereka yang dimakan habis oleh api sampai tulang selangka. ( HR. Muslim )
Maka apakah tidak ada kemungkinan bagi orang mukmin yang tinggal di neraka itu, suatu saat kelak akan diangkat dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga ? Sesungguhnya kemungkinan itu ada dan hal itu tersirat di dalam Al Qur’an dan tersurat dalam beberapa hadis nabi. Sebagian ulama tafsir berpendapat bahwa pengertian kekal di neraka berbeda perlakuannya bagi orang mukmin dan orang kafir.
Bagi orang mukmin yang berdosa, tinggal di neraka itu meskipun kekal tetapi akan ada akhirnya. Oleh karena itu ada perbedaan redaksional untuk menggambarkan orang mukmin dan orang kafir yang tinggal di neraka. Untuk orang mukmin istilah yang digunakan dalam bahasa Arab Qur’an, kholidiina fiiha. Pengertian kekal di sini oleh para mufasir ditafsirkan sebagai suatu masa yang sangat lama, lama, lama sekali, sebagaimana firman Allah swt dalam surat An-Naba, 22-23
Menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,
Sedangkan untuk orang kafir istilah yang digunakan adalah kholidiina fiiha aabada. Ada tambahan kata aabada. Maka bagi orang kafir mereka akan tinggal di neraka kekal selama-lamanya dan tanpa akhir, sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al Ahzab 64-65 ;
Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka), Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong.
Maka satu-satunya jalan keluar dari neraka bagi orang mukmin hanyalah syafaat.
Dalam Al Qur’an ada beberapa ayat yang menerangkan hal tersebut, antara lain sebagai berikut :
Mereka tidak berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah. ( QS. Maryam : 87 )
Catatan : Maksudnya: Mengadakan perjanjian dengan Allah ialah menjalankan segala perintah Allah dengan beriman dan bertakwa kepada-Nya.
Pada hari itu tidak berguna syafa’at , kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah Telah memberi izin kepadanya, dan dia Telah meridhai perkataannya. ( QS Tha Ha 109 ).
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati Karena takut kepada-Nya. ( QS Al Anbiya: 28 )
…………. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. ……… ( QS Al Baqarah : 255 )
Kemudian ada dua ayat di dalam Al Qur’an yaitu surat Al An’am ayat 128 dan surat Huud ayat 107, yang menyiratkan bahwa Allah bisa berubah kehendak.
” Dan (Ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): “Hai golongan jin, Sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: “Ya Tuhan kami, Sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”.
( Surat Al An’am 128 ).
”Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.” ( Surat Hud 107 )
Catatan : alam akhirat juga mempunyai langit dan bumi tersendiri.
Menurut pandangan ulama kedua ayat ini berhubungan dengan masalah syafaat.
Syafaat inilah yang akhirnya merubah keputusan Allah tentang kekekalan neraka bagi orang mukmin yang berdosa.
Apa dan siapa yang bisa memberikan syafaat.
Di yaumil akhir nanti yang pertama dapat memberi syafaat kepada kita adalah sholat kita, karena yang pertama dihisab adalah sholat. Apabila sholat kita baik, maka semuanya baik. Al Qur’an juga bisa memberi syafaat bagi para pembacanya.
Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda :
” Bacalah Al Qur’an ! Karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya ( yang berpegang pada petunjuk-petunjuknya )” ( HR Muslim )
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
” Di dalam Al Qur’an ada sebuah surat yang berisi 30 ayat yang dapat memberi syafaat kepada seseorang, sehingga ia diampuni, yaitu ayat TABAARAKALLADZII BIYADIHIL MULKU.” ( HR. Abu Dawud dan Turmudzi )
Kemudian siapa saja yang bisa memberikan syafaat, banyak sekali hadis yang menerangkannya. Pertama tentu saja Rasululllah saw. Jaminan bahwasanya Rasulullah saw telah diberikan izin untuk memberikan syafaat bagi umatnya adalah sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut :
“ Dari Sa’ad bin Abu Waqqas ra, ia berkata: Kami bersama-sama Rasulullah saw keluar dari Makkah menuju ke Madinah, ketika hampir sampai ke Azwara, beliau turun kemudian mengangkat kedua tangannya dan berdoa sejenak kepada Allah lantas sujud. Beliau melakukannya tiga kali. Beliau bersabda : “ Sesungguhnya aku memohon kepada Tuhan agar diberikan syafaat kepada umatku, kemudian Allah memperkenankan untuk sepertiga umatku, maka aku bersujud kepada Tuhanku karena bersyukur. Setelah itu aku mengangkat kepala dan memohon kepada Tuhanku agar diizinkan memberikan syafaat kepada umatku, kemudian Allah memperkenankan untuk sepertiga umatku, maka aku bersujud kepada Tuhanku karena bersyukur. Setelah itu aku mengangkat kepala lagi dan memohon kepada Tuhanku agar diizinkan memberikan syafaat kepada umatku, kemudian Allah memperkenankan untuk sepertiga yang lain, maka aku sujud syukur kepada Tuhanku ( HR. Abu Dawud ).
“ Dari ibnu Malik Al Asyja’I ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Seorang malaikat datang kepadaku dari Rabbku dan memberikan kepadaku kebebasan untuk memilih antara separuh umatku masuk surga, atau wewenangku untuk syafaat. Oleh sebab itu aku memilih syafaat, ( supaya seluruh umatku mendapat manfaat daripadanya ) yaitu khusus bagi mereka yang mati tanpa menserikatkan sesuatu kepada Allah.” ( HR. Tirmidzi ).
Dari Anas ibnu Malik ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Syafaatku adalah khusus bagi umatku ( yang lalai belum bertobat ) dari dosa-dosa besar.” ( HR. Tirmidzi ).
Dari Abu Dzar dan Abu Darda r.anhuma meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Sungguh aku akan mengenal umatku antara umat yang lain pada hari kebangkitan. “ Sahabat r.anhuma bertanya : “ Wahai Rasulullah saw, bagaimana engkau dapat mengenal umatmu ?” Baginda bersabda : “ Aku mengenalnya dengan tanda-tanda pada dahi-dahi mereka ada bekas dari sujud, dan juga aku akan mengenali mereka dengan sebuah Nur yang yang khusus yang mengalir di hadapan mereka.” ( HR. Musnad Ahmad ).
Dari Jabir ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
” Barangsiapa ketika mendengar azan mengucapkan : ALLAAHUMMA RABBA HAADZIHID DA’WATIT TAAMMAH WASHSHALAATIL QAA-IMATI AATI MUHAMADDAANIL WASHIILATA WAL FADLIILAH WAB’ ATSHU MAQAAMAN MAHMUUDAL LADZI WA’ ADTAHU ( Ya Allah, penguasa panggilan yang sempurna ini dan salat yang akan ditegakkan, berilah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan dan dudukkanlah ia pada tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan ), maka tetaplah baginya syafaatku kelak di hari kiamat.” ( HR. Bukhari ).
Dari Ma’bad bin Hilal al-Anazi, ia menuturkan, Kami orang-orang dari penduduk Bashrah berkumpul, lalu kami pergi kepada Anas bin Malik. Kami pergi kepadanya, bersama kami terdapat Tsabit al-Bunani. Ia bertanya kepadanya untuk kami tentang hadis syafaat. Ternyata ia berada di istananya dan kebetulan kami sedang melihatnya sedang salat Dhuha. Kemudian kami meminta izin dan ia mengizinkan untuk kami, sedangkan ia duduk di atas tempat tidurnya. Kami berkata kepada Tsabit, ” Jangan tanya kepadanya perkara pertama tentang dari hadis syafaat.” Ia mengatakan, ”Wahai Abu Hamzah, mereka adalah saudara-saudaramu dari penduduk Bashrah yang datang kepadamu untuk bertanya tentang hadis syafaat.” Dia menjawab Muhammad bercerita kepada kami :
” Pada hari kiamat, manusia berbaur satu sama lain. Lalu mereka mendatangi Adam seraya mengatakan ” Mintalah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu ” Ia menjawab, ” Aku tidak punya hak untuk itu, tetapi temuilah Ibrahim, sebab dia adalah Kekasih ar-Rahman.” Merekapun datang kepada Ibrahim, maka dia mengatakan ” Aku tidak berhak untuk itu, tapi datanglah kepada Musa, sebab dialah yang diajak Allah bercakap-cakap secara langsung.” Merekapun mendatangi Musa, Aku tidak berhak untuk itu, tetapi datanglah kepada Isa, karena dia adalah Ruh Allah dan kalimatNya.” Merekapun datang kepada Isa, maka Isa mengatakan ” Aku tidak berhak untuk itu, tetapi datanglah kepada Muhammad. Kemudian mereka datang kepadaku, maka aku mengatakan, ”Akulah yang berhak untuk itu.”
Kemudian aku minta izin kepada Tuhanku, dan Dia mengizinkan kepadaku serta mengilhamkan kepadaku pujian-pujian yang dengannya aku memujiNya yang tidak diberikan kepadaku sekarang ini. Aku memujiNya dengan pujian tersebut dan aku bersungkur dalam keadaan bersujud kepadaNya. Dikatakan kepadaku, ” Wahai Muhammad angkatlah kepalamu. Katakanlah ucapanmu akan didengar. Mintalah, permintaanmu akan dikabulkan. Syafaatilah, syafaatmu akan diterima.” Aku mengatakan ” Wahai Tuhanku, umatku, umatku.” Dijawab, ” Pergilah, lalu keluarkan dari umatmu siapa yang dalam hatinya terdapat seberat rambut keimanan.” Akupun pergi dan melakukannya. Kemudian aku kembali dan lalu memujiNya dengan pujian tersebut, kemudian aku bersungkur dalam keadaan bersujud kepadaNya. Dikatakan kepadaku ” Angkatlah kepalamu wahai Muhammad. Katakanlah ucapanmu akan didengar. Mintalah, permintaanmu akan dikabulkan. Syafaatilah, syafaatmu akan diterima.” Aku mengatakan ” Wahai Tuhanku, umatku, umatku.” Lalu dijawab, ” Pergilah, lalu keluarkan dari umatmu siapa yang dalam hatinya terdapat seberat zarah atau biji sawi keimanan.” Akupun pergi dan melakukannya. Kemudian aku kembali dan lalu memujiNya dengan pujian tersebut, kemudian aku bersungkur dakam keadaan bersujud kepadaNya. Dikatakan kepadaku ” Angkatlah kepalamu wahai Muhammad. Katakanlah, ucapanmu akan didengar. Mintalah, permintaanmu akan dikabulkan. Syafaatilah, syafaatmu akan diterima.” Aku mengatakan ” Wahai Tuhanku, umatku, umatku.” Lalu dijawab, ” Pergilah, lalu keluarkan dari umatmu siapa yang dalam hatinya terdapat lebih kecil dari berat zarah atau biji sawi keimanan.” Akupun pergi dan melakukannya. ”
Ketika kami keluar dari sisi Anas, aku berkata kepada sebagian sahabat kami, ” Sekiranya kita berjumpa dengan al-Hasan (al Bashri), sedangkan ia berada dirumah Abu Khalifah, lalu kita menceritakan apa yang diceritakan Anas kepada kita. Kemudian kami menemuinya dan mengucap salam kepadanya, lalu ia mengizinkan kepada kami. Kami katakan kepadanya ” Wahai Abu Said, kami datang kepadamu dari sisi saudaramu, Anas bin Malik Kami belum pernah melihat seperti apa yang telah diceritakannya kepada kami tentang syafaat.” Al Hasan mengatakan cepat ceritakan .” Kamipun menceritakan hadis ini kepadanya, hingga sampai pada masalah ini. Ia mengatakan, ” Ceritakan lagi.” Kami menjawab, ” Ia tidak menambahkan kepada kami melebihi ini. Ia mengatakan, ” Sesungguhnya dia telah menceritakan kepada kami semuanya sejak 20 tahun yang lalu. Aku tidak tahu apakah dia lupa atau tidak mau mengatakannya. Karena kalian akan menggantungkan diri pada syafaat Rasulullah. ” Kami katakan, ” Wahai Abi Said, ceritakanlah kepada kami.” Ia pun tertawa seraya mengatakan, ” Manusia diciptakan dalam keadaan tergesa-gesa. Aku tidak menyebutnya kecuali aku ingin mennceritakan kepada kalian. Ia menceritakan kepadaku sebagaimana menceritakan kepada kalian. Ia mengatakan ( Nabi menceritakan ), Kemudian aku kembali keempat kalinya lalu aku memujiNya dengan pujian tersebut, kemudian aku bersungkur dalam keadaan bersujud kepadaNya, maka diperintahkan ” Wahai Muhammad angkatlah kepalamu. Katakanlah, ucapanmu akan didengar. Mintalah, permintaanmu akan dikabulkan. Syafaatilah, syafaatmu akan diterima.” Maka aku mengatakan ” Wahai Tuhanku, izinkanlah untukku terhadap siapa yang mengucapkan la ilaha illallah .” Dia berfirman, ” Demi keperkasanKu, kemulaianKu dn keagunganKu, Aku benar-benar akan mengeluarkan darinya siapa yang mengucapkan la ilaha illallah.”
( Al Bukhari, Muslim-shahih).
Selain Rasulullah saw, orang-orang yang beriman, dengan izin Allah swt dapat memberikan syafaat kepada saudara-saudara muslimnya yang masuk neraka.
Dari Abu Said Al- Khudri r.a, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
” Sesungguhnya diantara umatku ada orang yang memberi syafaat untuk sekelompok besar orang. Diantara mereka ada orang yang memberi syafaat untuk satu kabilah, sebagian lagi ada yang memberi syafaat untuk sekelompok kecil orang, sebagian lagi ada yang memberi syafaat untuk satu orang, sehingga mereka semua masuk surga. (H.R. Tirmidzi ).
Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia menuturkan, Rasulullah saw bersabda :
” Tidaklah perbantahan salah seorang dari kalian tentang kebenaran yang menjadi haknya di dunia ini lebih keras dari perbantahannya daripada kaum mukmin kepada Tuhan mereka tentang saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke dalam neraka. Mereka mengatakan , ” Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami dahulu shalat bersama kami, puasa bersama kami, dan berhaji bersama kami, tetapi Engkau masukkan mereka di dalam neraka. Allah berfirman, ” Pergilah dan keluarkan siapa yang kalian kenal dari mereka.” Kemudian mereka mendatangi mereka dan mengenali wajah-wajah mereka. Di antara mereka ada yang telah terbakar api hingga separuh kedua betisnya, dan ada pula yang terbakar hingga kedua lututnya. Mereka pun mengeluarkannya lalu berkata, ” Wahai Tuhan kami, kami telah mengeluarkan siapa yang telah Engkau perintahkan kepada kami. Kata Allah, Keluarkanlah siapa yang dalam hatinya terdapat iman seberat satu dinar. Kemudian Dia berfirman, ” Siapa yang dalam hatinya terdapat iman seberat setengah dinar. Hingga firmanNya, Siapa yang di hatinya terdapat seberat zarah ( keimanan ). ”( An-Nasa’i, Ibnu Majah-shahih )
Dari ’Aisyah ra, Ia berkata : Rasulullah saw bersabda :
” Setiap mayat yang disalatkan oleh orang muslim yang jumlahnya mencapai seratus orang, dimana semuanya memintakan syafaat untuknya, niscaya mayat itu akan memperoleh syafaat ”. ( HR. Muslim )
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda :
” Seorang muslim yang meninggal dunia, kemudian jenazahnya disalati oleh 40 orang yang tidak mempersekutukan Allah, maka Allah menerima syafaat dan doa mereka terhadap orang yang meninggal dunia itu ” ( HR. Muslim)
Dari Martsad bin Abdullah Al Yazanniy, ia berkata : ” Apabila Malik bin Hubairah ra menyalatkan jenazah dan orang yang menyalatkannya itu sedikit, maka ia membaginya menjadi tiga bagian ( baris ), kemudian ia berkata : Rasulullah saw bersabda :
” Barangsiapa yang disalatkan oleh 3 shaf ( baris ), maka ia dapat dipastikan untuk diampuni dosanya ” ( HR. Abu Dawud`dan Turmudzi ).
Dari Anas bahwa Nabi saw bersabda :
” Tidaklah seorang muslim mati, lalu dia disaksikan oleh empat keluarga dari tetangganya, melainkan Allah berfirman : Aku terima persaksianmu mengenainya dan Aku ampuni dosanya yang tidak kalian ketahui. ” ( HR Ahmad- hasan lighairih ).
Dari Anas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda :
”Setiap orang Islam yang kematian tiga anaknya yang belum sampai dewasa, maka ia akan dimasukkan ke dalam surga atas berkat rahmat Allah terhadap anak-anaknya itu.” ( HR. Bukhari dan Muslim ).
Catatan: dalam hadis lain dikatakan juga dua orang anak.
Dari Syurahbil bin Syuf’ah dari sebagian sahabat Nabi, ia mendengat Nabi bersabda :
” Diperintahkan kepada anak-anak ( wildan ) pada hari kiamat ” Masuklah ke dalam surga ” Mereka mengatakan ” Wahai Rabb, kami masuk setelah bapak dan ibu kami masuk ”Mereka pun datang, lalu Allah berfirman ” Aku melihat mereka sebagai orang-orang yang tidak tertolak, masuklah ke dalam surga !” Mereka mengatakan ; Wahai Tuhan kami, bapak dan ibu kami.” Dia berfirman : ’ Masuklah ke dalam surga, kalian dan orang tua kalian.” ( HR. Ahmad –hasan ).
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy ra ia berkata ; Rasulullah saw bersabda :
” Jika hari kiamat tiba, Allah akan memberi untuk orang Islam masing-masing seorang Yahudi atau seorang Nasrani seraya berfirman: Inilah tebusanmu dari neraka ”
Dalam riwayat lain dikatakan : Dari Abu Musa Al-Asy’ariy ra, dari nabi saw beliau bersabda :
” Kelak di hari kiamat orang-orang Islam datang dengan membawa dosa sebesar gunung, kemudian Allah memberi ampunan kepada mereka ”. ( HR Muslim )
Dari Imaran bin Hushain r.a dari Nabi saw, beliau bersabda :
” Sekelompok orang akan keluar dari neraka dengan syafaat Muhammad, lalu mereka masuk surga. Mereka dinamakan jahannamiyyun ( orang-orang jahanam )” ( H.R. Bukhari ).
Masih banyak lagi hadis-hadis lain tentang syafaat yang Insyaa Allah akan penulis coba melengkapinya di kemudian hari.
Beberapa hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari uraian di atas adalah:
Pertama ; jangan tinggalkan sholat. Orang mukmin yang tidak sholat akan dijerumuskan ke dalam neraka saqar, yaitu neraka yang penghuninya tidak dimatikan, sebagaimana diterangkan dalam Al Qur’an Surat Al Muddatstsir ayat 26 sd 29.
“ Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan *. (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.”
*yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa Kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab kembali.
Sedangkan bagi orang mukmin yang berdosa, tetapi mereka tetap menjalankan sholat, maka mereka akan dimatikan sampai nanti tiba waktunya disyafaatkan, dihidupkan kembali.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Said Al Kudri, ia berkata Rasulullah bersabda :
“ Adapun penghuni neraka yang memang mereka berhak menerimanya, maka mereka tidak mati dan tidak hidup di dalamnya, akan tetapi ada manusia yang masuk ke dalam api neraka karena dosa-dosa mereka atau beliau bersabda, karena kesalahan-kesalahan mereka. Mereka dimatikan dengan suatu kematian, sehingga apabila mereka telah menjadi arang, barulah diizinkan untuk diberikan syafaat, maka mereka didatangkan kelompok-kelompok, lalu dihamburkan di sungai-sungai surga. Kemudian dikatakan, “ Wahai penghuni surga, limpahkan kepada mereka ( nikmat surga ) !’ Maka mereka menumbuhkan tumbuhan kecil yang keluar dari arus banjir.” ( HR. Muslim ).
Kedua : segeralah bertobat dengan tobatan nasuha,
Ketiga ; perbanyaklah membaca Al Qur’an,
Keempat ; selalu menjalin hubungan silahturakhim terutama dengan para tetangga dan kerabat sehingga pada waktu kita wafat ada yang mendoakan dan menyalatkan,
Kelima ; langkahkan kaki ke masjid mengikuti berbagai majelis taklim,
Keenam ; perbanyak juga salawat kepada Rasulullah saw, karena beliaulah harapan terakhir kita untuk mendapat syafaat di yaumil akhir nanti, bila ketentuan lain sebagaimana diterangkan dalam hadis-hadis tersebut di atas, tidak terpenuhi.
Filed under: dakwah | Tagged: dakwah, dakwah wal tabligh, iman, iman dan amal saleh, Syafaat | Leave a comment »