By : Ismail Zubir
Tiada manusia yang sempurna. Tiada manusia yang luput dari dosa dan kesalahan. Bahkan para nabi dan rasulpun tidak ada yang luput dari kesalahan.
MENGAPA MANUSIA BERBUAT DOSA ?
Perbuatan dosa bisa disebabkan oleh 3 perkara :
1. Orang yang berbuat maksiat tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah
maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu.
2. Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak.
3. Orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah
atau karena dorongan hawa nafsu.
Pada hakekatnya semua itu tidak lain karena pengaruh bisikan syaitan dan iblis, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 12 sd 17 :
“ Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab Iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya, sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus . Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)..”
Itulah cikal bakal kebencian iblis terhadap manusia, yang telah berikrar dihadapan Allah swt akan menyeret anak cucu Adam sebanyak mungkin masuk neraka, bersama mereka. Maka siapa saja yang lengah, tidak akan luput dari godaan syaitan dan iblis dan dengan mudah akan terjerumus dalam kezaliman dan kesesatan.
ALLAH MAHA PENGAMPUN DAN MENERIMA TAUBAT.
Namun meskipun manusia penuh dengan lumuran dosa, bila mereka bertaubat maka sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun dan Menerima Taubat hamba-hambaNya. Allah swt berfirman :
“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” ( QS Ali Imran 133 ).
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” ( QS. An Nur : 31 )
“ Yang mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukuman-Nya, yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (semua makhluk).” ( QS. Al Mu’min ; 3 ).
“ Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” ( QS. An Nisa, 17 ) .
Begitupun dari beberapa hadis Rasulullah saw kita ketahui bahwa ampunan Allah swt begitu luas, sebagaimana diriwayatkan oleh para sahabatnya :
Dari Abu Said al-Khudri, ia menuturkan, aku mendengar Rasulullah bersabda : “ Iblis berkata kepada Tuhannya, ‘ Demi keperkasaanMu dan keagunganMu, aku akan selalu menyesatkan anak keturunan Adam selama ruh masih berada dalam jasad mereka.’ Allah menjawab, ‘ Demi keperkasaanKu dan keagunganKu, Aku akan selalu mengampuni mereka selagi mereka meminta ampunan kepadaKu’ “ ( HR. Ahmad ).
Dari Abu Musa Abdullah bin Qais Al-Asy’ariy ra., dari Nabi saw., beliau bersabda : “ Sesungguhnya Allah Ta’ala itu membentangkan tangan-Nya ( memberikan kesempatan ) pada waktu malam, untuk tobat orang yang berbuat dosa pada siang hari. Dan membentangkan tangan-Nya pada waktu siang, untuk tobat orang yang berbuat dosa di malam hari, hingga matahari terbit dari barat. “ ( HR. Muslim ).
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Ansahriy ( pembantu Rasulullah saw. ), ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “ Sesungguhnya Allah gembira menerima tobat hamba-Nya, melebihi kegembiraan seseorang diantara kalian ketika menemukan kembali ontanya yang hilang di padang yang luas” ( HR. Bukhari Muslim ).
Maka seberapa besarpun dosa kita, seberapa banyakpun dosa kita, Allah swt akan mengampuninya selama kita tidak mempersekutukanNya. Bahkan Allah swt tidak akan pernah bosan mengampuni dosa manusia, meskipun mereka mengulanginya lagi, lagi dan lagi sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut ini :
Dari Anas ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “ Allah Ta’ala berfirman : Wahai anak Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepadaKu niscaya Aku ampuni dosa yang telah kamu lakukan dan Aku tidak memperdulikan berapa banyaknya. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu bagaikan awan di langit, kemudian kamu minta ampun kepadaKu niscaya Aku mengampunimu Aku tidak memperdulikan berapa banyak dosamu. Wahai anak Adam, seandainya kamu datang ke hadapanKu dengan membawa dosa seisi bumi, kemudian bertemu dengan Aku tanpa menyekutukan sesuatu apapun dengan-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosa seisi bumi itu.” ( HR. Turmudzi ).
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw. tentang yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, beliau bersabda: “ Seorang hamba melakukan satu perbuatan dosa lalu berdoa: “Ya Allah, ampunilah dosaku”. Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau akan menghukum karena dosa itu. Kemudian orang itu mengulangi perbuatan dosa, lalu berdoa lagi: Wahai Tuhan-ku, ampunilah dosaku. Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menyiksa karena dosa itu. Kemudian orang itu melakukan dosa lagi, lalu berdoa: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menghukum karena dosa itu serta berbuatlah sesukamu, karena Aku benar-benar telah mengampunimu. Abdul A`la berkata: Aku tidak mengetahui apakah Allah berfirman “berbuatlah sesukamu” pada yang ketiga kali atau keempat kali.” (Shahih Muslim No.4953)
Bahkan seorang penjahat yang telah membunuh seratus orang, kemudian betul-betul ingin bertobat, diterima tobatnya. Meskipun dia belum sempat berbuat amal saleh karena ajal keburu menjemput, dia sudah digolongkan ke dalam orang-orang yang akan memerima rahmat di akhirat kelak dan diampuni dosanya, sebagaimana riwayat berikut ;
Dari Abu Said Al-Khudri ra.: bahwa Nabi saw. bersabda: “ Di antara umat sebelum kamu sekalian terdapat seorang lelaki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Lalu dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling berilmu, kemudian dia ditunjukkan kepada seorang pendeta. Dia pun mendatangi pendeta tersebut dan mengatakan, bahwa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah tobatnya akan diterima? Pendeta itu menjawab: Tidak! Lalu dibunuhnyalah pendeta itu sehingga melengkapi seratus pembunuhan. Kemudian dia bertanya lagi tentang penduduk bumi yang paling berilmu lalu ditunjukkan kepada seorang alim yang segera dikatakan kepadnya bahwa ia telah membunuh seratus jiwa, apakah tobatnya akan diterima? Orang alim itu menjawab: Ya, dan siapakah yang dapat menghalangi tobat seseorang! Pergilah ke negeri Anu dan Anu karena di sana terdapat kaum yang selalu beribadah kepada Allah lalu sembahlah Allah bersama mereka dan jangan kembali ke negerimu karena negerimu itu negeri yang penuh dengan kejahatan! Orang itu pun lalu berangkat, sampai ketika ia telah mencapai setengah perjalanan datanglah maut menjemputnya. Berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab mengenainya. Malaikat rahmat berkata: Dia datang dalam keadaan bertobat dan menghadap sepenuh hati kepada Allah. Malaikat azab berkata: Dia belum pernah melakukan satu perbuatan baik pun. Lalu datanglah seorang malaikat yang menjelma sebagai manusia menghampiri mereka yang segera mereka angkat sebagai penengah. Ia berkata: Ukurlah jarak antara dua negeri itu, ke negeri mana ia lebih dekat, maka ia menjadi miliknya. Lalu mereka pun mengukurnya dan mendapatkan orang itu lebih dekat ke negeri yang akan dituju sehingga diambillah ia oleh malaikat rahmat.” (Shahih Muslim No.4967)
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Manusia diberi pilihan, berbuat amal shalih , taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya atau berbuat kemungkaran. Tetapi selalu ada jalan kembali untuk mereka yang berbuat kemungkaran, yaitu dengan bertaubat dan memohon ampunan-Nya. Sesungguhnya juga bila tidak ada manusia yang berbuat dosa di muka bumi ini, maka Allah akan gantikan dengan umat lain yang berbuat dosa, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis berikut ;
Dari Ayyub Al-Anshariy ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “ Andaikan kalian tidak berbuat dosa, Allah pasti menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa, kemudian mereka memohon ampunan maka Allah pun mengampuni dosa mereka.” ( HR. Muslim ).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “ Demi Zat yang menguasai diriku, seandainya kalian tidak berbuat dosa ( dan tidak beristighfar dan bertobat ), niscaya Allah Ta’ala pergi membawa kalian dan datang dengan kaum yang lain yang berbuat dosa, lalu meminta ampun kepada Allah Ta’ala, Allah pun mengampuni mereka.” ( HR. Muslim ).
BOLEHKAN TOBAT DICICIL ?
Ini selalu menjadi pertanyaan banyak orang. Misalkan ada seseorang melakukan banyak perbuatan dosa, seperti mencuri, berjudi, berzina dan bermabuk-mabukan , bolehkan dia mulai bertaubat mencuri, kemudian setelah itu taubat berjudi, kemudian taubat berzina dan terakhir taubat bermabuk-mabukan. Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa menurut ahlil haq, seseorang yang bertobat hanya sebagian dosanya, adalah sah, tetapi dosa yang lain masih tetap. Saya jadi teringat pada sahabat saya Gito Rollies. Dalam suatu pertemuan sesama alumni SMA 2 Bandung, dia menceritakan kepada kami bagaimana caranya dia bertaubat. Ketika dia ikrar untuk bertaubat, tidak sulit katanya untuk meninggalkan perbuatan dosa lain, kecuali meninggalkan kebiasaannya minum minuman keras. Dia seorang pecandu berat minuman keras. Kebetulan di rumahnya masih ada beberapa peti minuman keras. Ketika dia tidak bisa menahan keinginannya untuk minum, dia ambil sebotol wisky dan dia berdoa dan mohon kepada Allah agar diizinkan untuk minum. Kemudian dia buang isi botol sedikit dan dia minum sisanya. Begitu seterusnya dia lakukan berulang-ulang, tetapi pada botol-botol berikutnya semakin banyak isinya yang dibuang. Sampai suatu saat isi botol yang dibuang sangat banyak, sehingga yang tersisa dalam botol hanya sedikit, lalu dia minum. Perjuangan yang berat adalah pada botol berikutnya, ketika hasratnya untuk minum masih ada. Dia buka tutup botol, dia buang isinya perlahan-lahan dan Alhamdulillah dia berhasil membuang seluruh isinya sehingga tidak ada yang tersisa sedikitpun di dalam botol. Akhirnya dia buka seluruh botol yang tersisa, dia buang habis seluruh isinya dan tidak ada lagi botol setan dirumahnya. Tepat di usianya yang ke 50, setahun setelah dia ikrar, dia betul-betul bertobat dari semua perbuatan dosa dan tetap istiqomah sampai akhir hayatnya. Dia wafat dalam keadaan khusnul khotimah. Semoga Allah mengampuni dosanya dan menempatkannya pada tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.
SYARAT TOBAT DITERIMA :
Semua orang yang beriman tentu berharap akhir kehidupannya “ khusnul khotimah “ dan dapat mengucapkan kalimat thoyibah “ La ilaha illallah “ dengan sempurna, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “ Man kana akhirul qalaamihi la ilaha illallah dhaholal jannah.” ( Barangsiapa yang akhir ucapannya la ilaha illallah akan masuh surga ). Maka sebaik-baiknya taubat adalah taubatan nasuha, karena kita tidak pernah tahu kapan kematian menjemput kita. Allah swt berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” ( QS. At Tahrim ; 8 ).
Imam Al Nawawi dalam kitabnya Rhiyadus Shalihin, menyebutkan syarat taubat itu ada tiga, yaitu :
1. Harus meninggalkan maksiat yang telah dilakukan
2. Menyesali perbuatannya
3. Bertekad tidak melakukannya kembali perbuatan itu selama-lamanya.
Apabila salah satu dari 3 syarat itu tidak dipenuhi, maka tobatnya tidak sah.
Kalau tobat itu berhubungan dengan sesama manusia maka syaratnya ada empat, yaitu 3 syarat yang telah disebutkan, ditambah dengan membersihkan atau membebaskan diri dari hak tersebut, dengan cara :
– Apabila berupa harta benda, maka harta itu harus dikembalikan kepada
pemiliknya.
– Apabila berupa had qadzal ( menuduh zina ) dan semisalnya, maka kewajibannya menyerahkan diri kepada orang yang punya hak, atau meminta maafnya.
MEMPERBAIKI DIRI SETELAH BERTAUBAT.
Untuk menyempurnakan ketiga syarat tersebut di atas, maka agar taubat kita betul-betul diterima Allah swt dan semua kejahatan kita diganti dengan kebajikan maka harus dibarengi dengan upaya memperbaiki diri. Allah swt berfirman :
“Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS. Al Maidah ; 39 )
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS. Al Anam; 54 )
“ Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS. An Nahl ; 119 )
“ Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ ( QS. An Nur ; 5 )
“ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka kejahatan mereka itu diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka Sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan Taubat yang sebenar-benarnya.” ( QS. Al Furqan ; 70,71 )
BILAKAH PINTU TOBAT TERTUTUP ?.
Pintu taubat tertutup pada tiga saat :
1.Pada hari kiamat.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “ Siapa saja yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima tobatnya. “ ( HR. Muslim ).
2. Pada waktu sekarat.
“ Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih.” ( QS. An- Nisa, 18 ).
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khatab ra., dari Nabi saw., beliau bersabda : “ Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung akan menerima tobat seseorang sebelum nyawa sampai di tenggorokan ( sebelum sekarat ).” ( HR. Tirmidzi ).
3.Pada saat dibangkitkan di akhirat.
Allah swt berfirman :
“ Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; Maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya). Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi. “ ( QS. Ar Rum 56,57 )
BERTAUBAT DENGAN ISTIGHFAR .
Bagaimana caranya bertaubat ?. Bertaubat sangat mudah. Cukup membaca istighfar ataupun membaca doa-doa yang mengandung istighfar, sebagaimana hadis berikut :
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “ Demi Allah, sesungguhnya saya membaca istighfar dan bertobat kepadaNya lebih dari tujuh puluh kali setiap hari .” ( HR. Bukhari ).
Dari Al-Aghar bin Yasar Al-Muzanny ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “ Wahai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah dan mohonlah ampunan kepada-Nya, sesungguhnya saya bertobat seratus kali setiap hari” ( HR. Muslim ).
Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : “ Kami menghitung Rasulullah saw. membaca : RABBIIGHFIRLII WATUB’ALAIYYA INNAKA ANTA TAWWABUR RAHIIM ( Ya Tuhan, ampunilah saya dan terimalah tobat saya. Sesungguhnya Engkau Zat penerima tobat lagi Maha Penyayang ) seratus kali dalam satu majlis ( satu kali duduk ).” ( HR. Abu Dawud dan Turmudzi ).
Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “ Barangsiapa yang membiasakan membaca istighfar, maka Allah akan melapangkan segala kesempitannya, memudahkan segala kesulitannya dan memberi rezeki yang tanpa diduga-duga. ( HR. Abu Dawud ).
Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “ Barangsiapa membaca : ASTAGHFIRULLAAH ALLADZI LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIHI ( Saya mohon ampun kepada Allah Zat yang tidak ada Tuha kecuali Dia yang Maha Hidup, lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya dan saya bertobat kepada-Nya, maka diampunlah dosa-dosanya walaupun ia telah meninggalkan perang.” ( HR. Abu Dawud, Turmudzi dan Hakim ).
Dari Tsuban ra., ia berkata : “ Adalah Rasulullah saw. apabila telah selesai dari salatnya, beliau beristighfar kepada Allah tiga kali dan mengucap : ALLAAHUMMAA ANTAS SALAAMU WAMINKASSALAAMU TABAARAKTA YAA DAL JALAALI WAL IKRAAMI ( Ya Allah, Engkau adalah ZatYang Maha Sejahtera dan dari Engkaulah segala kesejahteraan. Engkaulah yang senantiasa memberi berkah wahai Zat Yang Maha Agung lagi Maha Mulia ).” Ditanyakan kepada Al ‘Auza’I dimana ia adalah seorang perawi hadis : “ Bagaimanakah istighfar ini ?” Jawabnya : “ ASTAGHFIRULLAAH ASTAGHFIRULLAAH ( Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah).’ ( HR. Muslim ).
Dari ‘ Aisyah r.anha., ia berkata : “ Adalah Rasulullah saw. sebelum meninggal dunia, beliau senantiasa membaca : SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH ( Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-NYa saya mohon ampun dan bertobat kepada-Nya ).” ( HR. Bukhari Muslim ).
Filed under: dakwah | Tagged: dakwah, iman, islam, taubat | Leave a comment »